Minggu, 18 Desember 2016

RESUME BUKU LOGIKA



Smt/Jurusan/Kelas       : I/SKI/C
Mata Pelajaran            : Logika
Dosen                          : Fatiyah, S.Hum., M.A
Buku                           : Logika
Penerbit                       : Erlangga
Penulis                         : Dr.A.Vloemans, Regis Jolivet, A.B Hutabarat

BAB I BAHASA DAN LOGIKA
1.      Fungsi Logika
            Logika dapat diartikan sebagai ilmu berpikir yang tepat atau lurus, logika pada hakikatnya dapat pula di sebut ilmu teknik berpikir.sebagai ilmu berpikir yang tepat, maka tujuannya ialah untuk memperjelas isi (komprehensi) serta luas (ekstensi) dari suatu pengertian atau term dengan mempergunakan definisi yang tajam.
            Makna logika baru ada bilamana mengungkapkan sesuatu tentang sesuatu baik secara lisan maupun tertulis. Dengan demikian, logika slalu ada hubungan dengan penggunaan kata-kata atau bahasa.
2.      Ketepatan Berpikir
            Hal yang tepat dan keliru kedua-duanya menurut tata bahasa bias tersusun secara gramatikal atau tidak gramatikal. Jadi, cirri dari keputusan yang tepat tidak kelihatan dari susunan atau bentuknya, tetapi bisa di dapat dari isi dari keputusan. Kemudian pembahasannya sebagai berikut keputusan tepat itu adalah bila tidak kontradiksi dengan pengertian yang bersangkutan, dan tidak bertentangan dengan pengalaman.
3.      Penandasan dan Pemungkiran
            Keputusan adalah pernyataan “sesuatu” tentang “sesuatu”, sehingga sifat keputusan pada hakikatnya adalah menandaskan (positif) / memungkiri (negatif). Contoh penandasan “ daun itu berwarna coklat” dan pemungkiran “Ia tidak Pandai”.
4.      Bahasa dan Berpikir
            Bahasa bukan saja merupakan bentuk dari isi pemikiran tetapi juga merupakan alat atau instrument dari proses berpikir. Pemikiran menentukan ekpresinya, yaitu dengan memilih bentuk bahasanya, tetapi bahasa sendiri adalah sesuatu yang organis, yang tumbuh, dan kemudian menghasilkan perkembangan berpikir, sehingga sekaligus juga mempunyai pengaruh atas struktur pemikiran.

BAB II PRINSIP-PRINSIP PEMIKIRAN
5.      Corak (modalitas) Keputusan
            Kenyakinan mutlak menjadi corak atau modalitas yang paling lazim dalm keputusan, karena, sekalipun ada keragu-raguan, kenyakinan mutlak itu setidak-tidaknya ditujukan kepada hal yang di ragukan.
            Modalitas menurut sifata keadaanya : keputusan dapat menghasilkan keyakinan, bahwa sesuatu ada kemungkinannya, mustahil, mutlak, atau hanya nyata saja.
6.      Derajat atau Gradasi  Kepastian
            Dalam hal-hal yang konkrit keputusan tak dapt menguasai kepastian mutlak, dalam hal-hal yang abstrak dapat. Akan tetapi, dalam hal yang abstrak kepastian tergantung pada kepastian aksiomanya, pada jangkauan kekuatan definisinya-serta pada keputusan apakah aksioma itu di terima atau tidak. Ciri keputusan berupa keyakinan batin tentang kepastian, tanpa kenyakinan batin tentang kepastian, tidak mungkin terdapat pemikiran logis dalam arti sebenarnya.
7.      Bidang-bidang yang Nyata Ada
            Bilamana kita dengan mempergunakan istilah “kenyataan” hendak mencakupkan semua hal yang ada, harus diadakannya perbedaan, yaitu :
Pertama, ada kenyataan dari pikiran murni, yakni suatu kenyataan ideal belaka. Kedua, di kutup ujung lainnya terdapat kenyataan yang konkrit, yang terbagi pula dalam dua bidang yaitu, pertama ialah dunia luar yang dapat diobservasi, yang di sebut dunia keberadaan dan kedua dunia kenyataan perasaan, pengalaman, dan kemauan yang hanya dialami dalam hati sanubari, yang kita sebut dunia psikis.
8.      Prinsip-prinsip Realitas dan Prinsip-prinsip Pemikiran
                  Logiaka harus menyesuaikan prinsip-prinsip pemikiran dengan  prinsip-prinsip realitas.
a)      Setiap benda/sesuatu adalah identik dengan dirinya sendiri
b)      Meng “ya”kan (menandaskan) dan memungkiri hanya satu keputusan dan tak mungkin kedua-duanya benar
c)      Meng “ya”kan dan memungkiri tidak mungkin kedua-duanya tidak benar
9.      Makna Prinsip-prinsip Pemikiran
            Prinsip dapat disebut dasar-dasar pokok berpikir logis karena menjadi landasan dari semua aktivitas berpikir yang ditunjukan pada kenyataan yang konkrit dan memungkinkan berpikir logis dalam arti kata itu. Dalam logika secara spontan atau otomatis prinsip-prinsip berpikir diterapkan secara minimal, yang lazim di sebut sebagai “akal sehat”.sesungguhnya orang tidak dapat berpikir tanpa menerapkan prinsip itu, sekalipun tidak sadar.
10.  Mutlak dan Mencukupi
            Hubungan antara keduanya yaitu:
a)      Alasan yang  di pergunakan adalah mutlak
b)      Alasan memang mencukupi untuk menjelaskan, tidak kurang dan tidak lebih. Teknisnya dalam bahasa latin di sebut “principium rationis sufficientis”.
11.  Dilemma
            Bilamana sesuatu penyimpulan adalah tepat, tetapi ternyata todak sanggup utul mematahkan sesuatu jalan pemikiran lain yang juga secara logis-metodis tepat, maka dikatakan adanya dilemma. Adanya dilemma yang terjadi karena pengertian tentang sesuatu belum sempurna sebagaimana dalam contoh cahaya, tetapi ada juga yang di sebabkan faktor-faktor lain.
BAB III KEPUTUSAN DAN TERM
12.  Term Sebagai Unsur Keputusan
            Keputusan dirumuskan sebagai satu kalimat yang mempunyai tafsiran, bilamana menunjukkan “sesuatu” tentang “sesuatu”. Dengan demikian , hal-hal “sesuatu” ini merupakan unsur-unsur dari keputusan dan unsure-unsur ini kita sebutkan secara lebih konkrit term sehingga keputusan menjadi hubungan atau mata-rantai dari term-term .
13.  Penghubungan Term-Term menjadi Keputusan
            Keputusan adalah penghubungan antara term-term sedemikian rupa, sehingga terwujud satu kalimat yang mengandung tafsiran, satu dan  lain dengan pengertian, bahwa isi term-term harus berbeda satu sama lain.
14.  Sifat-sifat Term
            Term selau bersifat abstrak : tak dapat di tunjuk dan hanya dapat dirumuskan bilaman hendak dikenal balik. Isi dari suatu term bernbanding balik dengan luas term tersebut. Semakin umum sifat suatu term, semakin lebih abstrak; term yang paling bersifat particular adalah term yang paling konkrit.
15.  Antarhubungan dari Term-term
            Term-term adalah mirip satu sama lain, apabila sebagian isinya bersamaan: term itu sinonim, apabila isi seuruhnya bersamaan dan munutup masing-masing satu sama lain. Term itu berlawanan apabila satu sama lain (baik-buruk),(indah-jelek), apabila yang satu merupakan pola ujung dari yang lainnya.

BAB IV PENYIMPULAN
16.  Sumber-sumber  Kesimpulan
            Kebenaran suatu kesimpulan dapat ditegakkan di atas beberapa landasan dan mungkin pula didasarkan atas suatu kesimpulan lain.[ada hakikatnya terdapat bukan saja kesimpulan , melainkan juga suatu kesimpulan dari premis-premis yang dapt diutarakan sebagai berikut:
Semua orang harus mati
Saudara S adalah orang
Oleh sebab itu, saudara S harus mati juga
Dari contoh di atas nyata kiranya, bahwa suatu kesimpulan merupakan hasil sintetis.
17.  Evidensi, Deduksi, Induksi
            Evidensi merupakan cirri pokok dan mutlak dari kebenaran. Fungsi evidensi lebih mendasar dari induksi dan deduksi, karena tugas mencari kebenaran dari induksi dan deduksi turut dijamin oleh evidensi.
            Deduksi adalah aktivitas berpikir yang murni. Bilamana terdapat dua titik, maka pemikiran dengan mempergunakan alat-alat sendiri dapat menentukan titik ketiga.deduksi dapat dirumuskan : apa yang ternyata benar untuk kelompoknya, selaku himpunan dari anggota-anggota, berlaku untuk setiap anggota masing-masing serta dengan nilai kebenaran yang sama dari kebenaran umum yang dipergunakan sebagai titik-tolak.
            Induksi mengandung kesulitan yang pada hakikatnya dapat diatasi. Secara logis kita dapat merumuskan  induksi sebagai berikut: apa yang benar dan berlaku untuk anggota masing-masing, berlaku sebagai kebenaran untuk seluruh kelompok anggota-anggota itu.
18.  Analisis Penyimpulan
            Penjernihan pikiran dapat dicapai melalui analisis penyimpulan. Silogisme membedah, menganalisis dan menonjolkan unsure-unsur penyimpulan dan dalam hal yang elemeterhal yang keliru lebih jelas kelihatan dari pada didalam hal yang kompleks.
19.  Pelbagai Hubungan antara “sesuatu” dan “sesuatu”
Saudara S adalah orang baik
Orang baik adalah orang yang simpatik
Oleh sebab itu, saudara S adalah orang yang simpatik
Di rumuskan :
A~B
B~C
A~C
Bunga mawar itu merah
Merah adalah warna
Oleh sebab itu, bungan mawar mempunyai warna
Di rumuskan :
A-B
B~C
A-C
20.  Pembuktian
            Dalam matematika pembuktian didasarkan atas hubungan kesamaan yang mutlak (=sama dengan) sedangkan kesamaan serupa itu dalam logika tidak ada. Sifat pembuktian dalam logika dengan sendirinya dan mutlak berlainan sifatnya. Pembuktian dalam logika dilakukan dengan beberapa cara yang berlainan :pertama induksi atau deduksi, sesuai dengan argument-argumennya
21.  Syarat-syarat untuk Menarik Kesimpulan
a)      Setidaknya memiliki dua premis antesedens serta premis kesimpulan
b)      Siogisme sah memiliki tiga teerm yaitu, subjek, predikat, term anatara (tengah)
c)      Setidaknya salah satu dari dua premis bersifat menandaskan sedang satunya boleh pemungkiran
22.  Kekeliruan-kekeliruan Cara Berpikir
a)      Petitio principia
b)      Lingkaran setan (circulus vitiosus)
c)      Substitusi istilah-istilah
d)     Metabasis eis allo genos (peralihan kepada bidang lain)
e)      Loncatan dari analogi ke identitas
23.  Contoh-contoh Penyimpulan yang Keliru
a)      Semua kayu terapung di atas permukaan air (keliru)
Bambu adalah kayu
Jadi, bambu terapung di atas permukaan air (benar)
b)      Semua biji kentang bentuknya bulat (keliru)
Lembu adalah kentang (keliru)
Jadi, lembu bentuknya bulat (keliru)
BAB V SISTEMATIKA
24.  Unsur-unsur Penyimpulan (penalaran)
            Unsureberla-unsur aktivitas berpikir atau logika :
                                i.            Pengertian (term) sebagai produk dari aktivitas menangkap “sesuatu” secara rohaniah.
                              ii.            Keputusan, meletakkan hubungan antara setidak-tidaknya dua pengertian (term) secara positif/negative
                            iii.            Penyimpulan, yaitu menciptakan keputusan baru dari dua atau lebih kesimpulan yang telah ada.
25.  Pengertian (term)
                                                        i.            Berlawanan, apabila satu pengecualian yang lainnya, tanpa adanya kemungkinan penengah antara kedua pengertian.
                                                      ii.            Bertentangan, apabila pengertian-pengertian merupakan pola ujung satu sama lain, tetapi sedemikian rupa, sehingga ada kemungkinan pengertian penengah daiantaranya.
26.  Definisi Keputusan
            Keputusan adalah suatu aktivitas rohaniah, dimana kal menandaskan atau memungkiri sesuatu tentang sesuatu yang lain.keputusan mutlak memiliki tiga unsur:
                                i.            Pokok kalimat
                              ii.            Predikat/penyebut
                            iii.            Hal yang ditandaskan atau dipungkiri
27.  Definisi proposisi
            Proposisi adalah pernyataan dari keputusan dalam kata-kata.proposisi terdiri dari dua term, yaitu :
a)      Pokok kalimat dan predikat
b)      Kata-kerja penghubung
28.  Pembedaan Pengertian
            Isi dari suatu pengertian berbanding terbalik dengan ekstensi. Pengertian yang singular sama nilainya dengan yang universal sekalipun terbatas pada satu individu, karena ekstensinya bersamaan.
29.  Kontradiksi dalam Proposisi
            Proposisi yang memiliki kontradiksi baik kualitas maupun kuantitas di bagi menjad empat yaitu:
a.       Kontradiktoris adalah dua proposisi yang berbeda, baik menurut kualitas maupun kuantitas
b.      Bertentangan adalah dua proposisi umum, yang menurut kualitas berbeda satu sama lain
c.       Subkrontatis adalah dua proposisi particular yang berbeda satu sama lain karena kualitasnya
d.      Subaltern adalah dua proposisi yang hanya karena kuantitasnya berbeda satu sama lain
30.  Pemutarbalikan Proposisi
            Proposisi yang timbul sebagai hasil dari pemutarbalikan tak boleh menandaskan atau memungkiri lebih dari proposisi yang diputarbalikkan. Oleh karena itu, kedua termnya harus meliputi ekstensi yang bersamaan.
31.  Definisi Penyimpulan dan Pembuktian
            Penyimpulan adalah suatu aktivitas, dengan mana akal atau rohaniah manusia menciptakan hubungan baru dari adanya dua atau lebih antar hubungan yang di ketahui, dimana hubungan baru itu secara logis teremasuk dalam hubungan yang telah di ketahui.sedangkan pembuktian adalah penyimpulan yang dikemukakan dengan kata-kata.
32.  Pembedaan Penyimpulan
a.       Penyimpulan induksi
Ialah proses pemikiran yang bertitik tolak dari suatu kebenaran umum dan beralih kepada kebenaran yang singular atau khusus.
b.      Penyimpulan induksi
Ialah proses pemikiran yang beralih dari beberapa kebenaran yang singular kepada sesuatu kebenaran umum.
33.  Hakikat Silogisme
            Silogisme adalah penyimpulan dari dua premis dengan premis ketiga, kemudian menarik kesimpulan, dengan menggabungkan kedua premis.
Misalnya :        Budi bahasa disukai (premis 1)
Cinta kasih adalah budi bahasa (premis 2)
Jaadi, cinta kasih adalah disukai (kesimpulan)
34.  Prinsip-prinsip Pokok Silogisme
a.       Dua benda/sesuatu yang sama dengan yang ketiga, adalah sama pula satu sama lain. Jika tidak sama maka tidak samapula dengan yang lain.
b.      Segala sesuatu yang secara umum ditandaskan atau di pungkiri maka mak harus pula sama ditandaskan/dipungkiri tentang segala hal yang diliputi oleh pokok kalimat.
35.  Dalil-dalil Silogisme
a.       Silogisme hanya diperbolehkan mempunyai tiga term(premis)
b.      Dari dua premis negative tak dapat ditarik kesimpulan apapun
c.       Dari dua premis particular tak mungkin ditarik kesimpulan
36.  Corak-corak Silogisme
                                i.            Term tengah menjadi pokok kalimat dalam premis mayor dan predikat dalam premis minor
                              ii.            Term tengah menjadi predikat adlam kedua premis
                            iii.            Term tengah menjadi pokok kalimat dalam kedua premis antesedens
                            iv.            Term tengah menjadi predikat dalam premis mayor dan pokok kalimat dalam premis minor
37.  Bentuk-bentuk Silogisme
            Bentuk silogisme ditentukan oleh urutan dari premis menurut kualitas dan kuantitasnya (A.E.I.O)
A : Penandasan Umum
E : Pemungkiran Umum
I : Penandasan Partikular
O : Pemungkiran Partikular
38.  Jenis-jenis Silogisme
                                i.            Silogisme Kategorik
Ialah bentuk silogisme yang premis mayornya hanya menandaskan dan memungkiri suatu tanpa ada tambahan lain-lain.
                              ii.            Silogisme Hipopetik
Ialah yang mengemukakan dalam premis mayor suatu aternatif, sedangkan premis minornya salah satu bagian dari alternative itu di tandaskan atau dipungkiri.
39.  Silogisme yang Tidak Sempurna dan Silogisme yang Kompleks
                                i.            Enthymeme adalah sejenis silogisme yang mendiamkan salah satu premisnya
                              ii.            Socrites adalah penyimpulan mata-rantai, terdiri dar rentetan proposisi yang di hubungkan satu sama lain sedemikian rupa.
                            iii.            Dilemma adalah suatu bentuk pembuktian yang memaksakan kepada seorang satu alternative, yang tiap bagiannya harus menuju kesimpulan yang sama.
BAB VI LOGIKA MATERIAL
40.  Definisi
            Logika material adalah ilmu berfikir yang memperhatikan materi dari pengetahuan dengan menentukan prosedur yang harus ditaati, agar dengan tepat dan cepat mencapai kebenaran.
41.  Kebenaran
                                i.            Kebenaran Ontologis
Menonjolkan keadaan yang nyatanya dari benda-benda sebagaimana dan sepanjang dapat disesuaikan dengan nama atau pengertian yang diberikan padanya, yakni sepanjang sesuai dengan ide yang menjadi sumbernya.
                              ii.            Kebenaran Logis
Menonjolkan kesesuaian dari akal dengan benda-benda, artinya dengan kebenaran ontologis dari benda-benda itu
42.  Empat Keadaan Akal dalam Menghadapi Kebenaran
a)      Kurang Tahu
Hal kurang tahu adalah keadaan negative semata-mata, di mana suatu pengetahuan tentang sesuatu benda tidak tersedia pada subjek yang berpikir
b)      Keragu-raguan
Adalah keadaan keseimbangan antara penandasan atau pengakuan dan pemungkiran, dimana terdapat motif-motif penegasan dan pemungkiran yang berhadapan satu sama lain.
c)      Pendapat
Keadaan akal, dimana ditegaskan sesuatu disamping kekhawatiran tentang kemungkinan adanya kekeliruan.
d)     Kepastian dan Evidensi
Kepastian adalah keadaan dari akal, dimana terdapat persetujuan tetap dengan kebenaran yang diketahui tanpa adanya kekawatiran kekeliruan.evidensi adalah dasar / asas dari kepastian yang dapat dirumuskan sebagai hal yang jelasnya dengan mana kebenaran menonjolkan dirinya kepada akal manusia
43.  Kepalsuan
Bila kebenaran adalah persesuaian dari akal dengan benda-benda maka kepalsuan adalah kebalikannya tapi kepalsuan bukan semata-mata kurang tahu saja tapi juga kurang tahu yang tidak tahu.
44.  Sofisme
Ialah penyimpulan yang palsu dan dikemukakan seolah-olah benar.kepalsuan sofisme dapat terjadi karena bahasa (sofisme perkataan) dank arena istilah (sofisme benda-benda atau istilah)
45.  Kriterium Kepastian
Kriterium adalah pertanda atau cirri untuk mengenal sesuatu benda dan untuk membedakannya dari yang lainnya.
46.  Kriterium Evidensi
Evidensi adalah motif tertinggi dan terakhir dari kepastian, cirri
a)      Segala sesuatu yang eviden adalah benar
b)      Segala sesuatu yang benar adalah eviden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar